Hiasan lengan/gelang terdiri dari lima ikat saling terpisah masing-masing terbuat dari kerang jenis trochus yang mungkin diasah. Di berbeda-beda titik terlihat ada kilapan mutiara. Ikat hiasan lengan jenis ini pada umumnya dipakai dan dikumpulkan di daerah Baliem. Belum ada kepastian benda ini juga merupakan hasil produksi daerah ini.

Hiasan leher terbuat dari tali serat kulit kayu dengan sejumlah kerang kauri terkait padanya. Bagian penutup hiasan terdiri dari ikal dan kancing. Menurut keterangan si penderma benda tersebut, hiasan ini juga dikenakan beberapa laki-laki sebagai hiasan sehari-hari.

Benda hiasan lengan terdiri dari seikat bulu-bulu kasuari atau bagian ekornya. Ikat bagian bawah dililiti tali kombinasi tali serat kulit kayu dengan serat tanaman anggrek. Lingkaran yang ada pada bagian ujung ikat juga dililiti tali yang sama. Benda hiasan lengan jenis tersebut bisa dikenakan sehari-hari atau pada pesta upacara dan acara-acara rituil sesuai seleranya si pemakai.

Benda hiasan kepala yang khusus dirancang hingga dapat berdiri lurus di atas topi hasil anyaman. Benda hiasan tersebut terdiri dari empat ikat bulu-bulu kasuaris yang semuanya dililitkan dengan rotan. Ke empat ikat bulu-bulu disatukan dengan tali serat kulit kayu. Menurut seleranya masing-masing benda-benda hiasan tersebut bisa dipakai sebagai hiasan sehari-hari atau khusus pada pesta dan acara rituil..

Tali sumbu berasal dari sebuah lingkaran lilitan rotan. Dalam tali itu api bernyala sangat lama dan dapat disimpan dan dibawa kemana-mana. Lilitan rotan pada banyak tempatnya telah berwarna gelap, mungkin disebabkan oleh arang para-para karena benda rotan tersebut selalu disimpan berdekatan dengan tempat api di dapur. Belum jelas apakah alat-alat dari jenis tersebut dipakai oleh lelaki, wanita atau kedua-duanya.

Hiasan lengan terbuat dari anyaman rapat tali serat berwarna cokelat, putih dan kuning. Di atas latar belakang berwarna cokelat terdapat enam anyaman jalur yang horizontal: tiga jalur masing-masing berwarna putih dan kuning. Diperoleh pada tahun 1970- 1972

Hiasan lengan terbuat dari anyaman rapat tali serat ( mungkin asal kulit kayu atau anggrek). Serat berwarna kuning berasal dari bunga anggrek. Melintasi garis-garis berwarna kuning terdapat tiga buah anyaman bermotif kotak-kotak berwarna cokelat.. Hiasan lengan jenis ini sering diproduksi di daerah pegunungan tengah.

Alat pembayaran terdiri dari sebuah anyaman ikat yang berlapisan kerang-kerang kauri. Anyaman ikat terbuat dari tali serat kulit kayu berwarna cokelat muda. Di bagian tengah terdapat sebuah ikat lagi yang berukuran lebar terbuat dari anyaman asal serat kulit kayu berwarna cokelat tua. Ikat ini diapit garis-garis kuning (mungkin serat anggerek). Pada bagian anyaman yang berwarna cokelat tua tersemat kerang-kerang kauri yang berjarak sama. Pada kedua ujungnya ikat masing-masing terpasang sepucuk kulit kuskus berbulu halus. Demikian juga di bagian tengahnya ikat. Benda ikat sejenis tersebut pada umumnya adalah milik keluarga. Kaum lelaki menggunakannya untuk melakukan pembayaran atau memberikannya sebagai hadiah. Kadang-kadang keseluruhan ikat ditukarkan dengan seekor babi atau untuk mendapatkan seorang istri. Adapun kejadian dimana sejumlah kauri dicopotkan dari ikat untuk memenuhi sejumlah kebutuhan kecil. Benda ini mungkin dibuat oleh lelaki. Rangkaian uang kauri sering ditemukan selain di daerah pedalaman di pegunungan tengah (Jayawijaya) juga di daerah Kepala Burung..

Hiasan dada bagi kaum lelaki yang khusus dikenakan pada upacara tarian. Gerak goyangan dada selama melakukan tarian membuat sepucuk tulang hiasan ikut bergerak dan berputar menghasilkan bunyi suara mengorok. Benda hiasan dada terdiri dari sebuah ikat dengan lebarnya kurang lebih 4cm di bagian depan dada dan kurang lebih 1cm di punggung bagian belakang. Pada ikat bagian terlebar terdapat anyaman tali serat berwarna kuning dan cokelat dengan sepucuk tulang ditengahnya. Pada tulang ini yang kelihatan seperti dipoles terdapat dua buah lubang. Pada kedua belah sisi ikat terasa seperti ada sebuah lingkaran.

Harpa mulut terbuat dari bahan bambu. Dibuat dua lubang irisan sepanjang sepotong batang bambu sampai di bagian simpulnya. Lubang irisan di tengah adalah yang terpendek dan tersempit. Bagian sisi harpa yang tersempit digulung dengan tali serat, mungkin serat kulit kayu, agar keseluruhan alat tetap utuh tak berantakan. Pada sisi harpa yang terlebar terpasang seutas tali pendek untuk menghasilkan nada-nada bervariasi. Harpa mulut ditempatkan di mulut dan harus ditiup untuk menghasilkan bunyi. Di masa lampau fungsi sebuah harpa mulut adalah untuk memberitahukan kepada seorang gadis bahwa dia sedang digemari.