Periuk tembikar merah. Sekeliling bagian atas periuk dihiasi dengan macam-macam figura berbentuk relief.

Piring dalam dari tembikar dengan hiasan sekeliling bermotif tonjolan-tonjolan meruncing.

Gendang berbentuk jam pasir terbuat dari kayu berwarna hitam. Bagian pegangan gendang dibentuk ukiran sosok manusia yang seakan-akan memeluk gendang dengan semua anggota badannya. Kepala manusia tidak ada. Semua anggota badan manusia tersebut dihiasi dengan ukir-ukiran bermotif. Oleh si penderma pernah dipasang ulang kulit baru dari kulit lembut dan di berbagai tempat lain dipasang anyaman tali rafia.

Seperangkat terdiri dari enam anak panah terbuat dari bambu. Tiga panah mempunyai mata bambu yang diikat ke tangkai panah dengan rotan. Ketiga panah yang lain memiliki mata berukiran kayu dengan pengait-pengait kecil. Mata-mata ini juga dikaitkan ke tangkainya dengan rotan.

Gada terbuat dari kayu berwarna tua. Kepalanya terdiri dari 10 pasang yang masing-masing terdiri dari empat tonjolan tumpul. Menurut si pemberi tujuan benda ini adalah untuk memukul wanita sampai tulang belikatnya patah.

Ukiran terbuat dari kayu berwarna merah kecokelatan yang menggambarkan format kecil sebuah tiang bisj. Ukiran pada tiang adalah berlubang-lubang kecil (ajour). Selanjutnya dapat dikenal sebagai dua sosok manusia, mungkin nenek moyang, serta seekor burung. Bagian sandaran asli diangkat ke dalam sebuah alas kayu yang dipasang di kemudian hari.

Ukiran terbuat dari kayu berwarna merah kecokelatan yang menggambarkan format kecil sebuah tiang bisj. Ukiran pada tiang adalah jenis berlubang-lubang kecil (ajour) yang diduga sebagai dua sosok manusia, mungkin nenek moyang, serta seekor burung. Bagian sandaran asli diangkat ke dalam suatu alas kayu yang dipasang di kemudian hari.

Kerajinan ukir ini terbuat dari kayu berwarna hitam dan menggambarkan seorang laki-laki yang berdiri di atas alas dengan mengenakan tutupan kepala terbuat dari serat kulit kayu dan bulu-bulu, hiasan lengan terbuat dari bulu kapas dan sebuah koteka terbuat dari bambu. Di bagian dadanya terdapat sebuah hiasan berukiran. Di satu tangan dia memegang sebuah tombak di tangan lain sebuah kapak. Si pemberi benda ini mendapatkannya sebagai hadiah dari seorang pengurus/ misionaris pada kesempatan pembubaran Yayasan Broeder Kruytwagen (didirikan tahun 1986)

Ukir terbuat dari kayu berwarna merah kecokelatan menggambarkan ibunda Maria bersama anak berdiri atas suatu alas. Si pemberi benda ini pernah menerimanya sebagai hadiah dari seorang pengukir sebagai tanda terimakasihnya atas perbaikan celana panjangnya.

Hiasan leher terdiri dari lima untingan anyaman serat kulit kayu. Pada satu untingan diuntai potong-potongan bambu; pada dua untingan diuntai biji-bijian berwarna merah, sedangkan pada dua untingan sisa diuntai biji-biji berwarna putih.